Kamis, 20 April 2017

Wawancara Terkait Fasilitas di Jalan Raya 2


Jum'at,31 Maret 2017

Narasumber pertama yang bersedia kami wawancarai adalah Bapak Bakeri seorang pendatang baru di kota Surakarta. Beliau berpendapat bahwa pembatas jalan yang menghalangi zebracross sebenarnya mengganggu, mengingat fungsi zebracross adalah mempermudah pejalan kaki dalam menyebrang. Namun kendati demikian, beliau juga menganggap peletakkan zebracross di jalan tersebut juga berguna sebagai pembatas gerak motor yang hendak melanggar marka jalan. Sehingga beliau memberi usul agar pembatas jalan dipasang di tempat yang sesuai tanpa melanggar hak pejalan kaki pengguna zebracross. Di akhir perbincangan ini kami menanyakan apa beliau setuju dengan dibangunnya jembatan penyebrangan? Beliau menjawab ide tersebut bagus sekali karena tempat ini merupakan tempat vital yang seharusnya bernilai efisien bagi penggunanya.


Lalu kami melakukan wawancara kembali kepada salah satu pengguana jalan. Masih pertanyaan yang sama, tentang pendapatnya mengenai terhalangnya zebracross dengan pembatas jalan. Sebagai pengguna motor, pembatas sangat membatu namun bagi pejalan kaki itu tentu sangat merugikan. Lalu beliau sempat memberikan saran dengan memberikan sedikit celah untuk pejalan kaki akan lebih baik. Saat kami menanyakan bagaimana jika celah tersebut digunakan oleh sebagian pengenadara motor untuk putar balik? Jawabannya sangat menarik, beliau menjawab jika masalahnya seperti itu, solusi apapun yang diberikan tidak akan sesuai atau tepat, karena kembali lagi, semua berawal dari kesadaran diri sendiri. Seharusnya pengguna motor tahu, bahwa di jalan ini tidak diperbolehkan putar arah sembarangan. Lalu kamijuga bertanya bagimana jika sebaiknya diberikan jembatan penyebrangan saja ? beliau menanggapi positif tentang adanya jembatan penyebrangan, karena antara pejalan kaki dan pengguna sepeda motor sama sama diuntungkan. Dengan catatan pejalan kaki mau menyebrang lewat jemabtan penyebrangan, karena biasanya walaupun sudah ada jembatan penyebrangan, banyak orang yang malas menggunakannya dengan berbagai alsan pula. Jadi menurut beliau semua kembali pada kesadran pada setiap pribadi masaing masing orang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar