Wawancara Terkait Fasilitas di Jalan Raya 2
Jum'at,31 Maret 2017
Narasumber pertama yang bersedia kami wawancarai adalah Bapak Bakeri seorang pendatang baru di kota Surakarta. Beliau berpendapat bahwa pembatas jalan yang menghalangi zebracross sebenarnya mengganggu, mengingat fungsi zebracross adalah mempermudah pejalan kaki dalam menyebrang. Namun kendati demikian, beliau juga menganggap peletakkan zebracross di jalan tersebut juga berguna sebagai pembatas gerak motor yang hendak melanggar marka jalan. Sehingga beliau memberi usul agar pembatas jalan dipasang di tempat yang sesuai tanpa melanggar hak pejalan kaki pengguna zebracross. Di akhir perbincangan ini kami menanyakan apa beliau setuju dengan dibangunnya jembatan penyebrangan? Beliau menjawab ide tersebut bagus sekali karena tempat ini merupakan tempat vital yang seharusnya bernilai efisien bagi penggunanya.
Lalu kami melakukan wawancara kembali kepada salah satu
pengguana jalan. Masih pertanyaan yang sama, tentang pendapatnya mengenai
terhalangnya zebracross dengan pembatas jalan. Sebagai pengguna motor, pembatas
sangat membatu namun bagi pejalan kaki itu tentu sangat merugikan. Lalu beliau
sempat memberikan saran dengan memberikan sedikit celah untuk pejalan kaki akan
lebih baik. Saat kami menanyakan bagaimana jika celah tersebut digunakan oleh
sebagian pengenadara motor untuk putar balik? Jawabannya sangat menarik, beliau
menjawab jika masalahnya seperti itu, solusi apapun yang diberikan tidak akan
sesuai atau tepat, karena kembali lagi, semua berawal dari kesadaran diri
sendiri. Seharusnya pengguna motor tahu, bahwa di jalan ini tidak diperbolehkan
putar arah sembarangan. Lalu kamijuga bertanya bagimana jika sebaiknya
diberikan jembatan penyebrangan saja ? beliau menanggapi positif tentang adanya
jembatan penyebrangan, karena antara pejalan kaki dan pengguna sepeda motor
sama sama diuntungkan. Dengan catatan pejalan kaki mau menyebrang lewat
jemabtan penyebrangan, karena biasanya walaupun sudah ada jembatan
penyebrangan, banyak orang yang malas menggunakannya dengan berbagai alsan
pula. Jadi menurut beliau semua kembali pada kesadran pada setiap pribadi masaing
masing orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar